hello world!
Januari 20, 2025

“The Brick” adalah sebuah karya inovasi unik yang menggabungkan fungsi teknologi modern dengan elemen seni tradisional. Karya ini berupa speaker tradisional yang terbuat dari bahan terakota (tanah liat). “The Brick” sendiri dipilih sebagai sebagai judul karya merujuk pada bentuk dan tekstur karya yang menyerupai bata, namun dihiasi dengan sentuhan estetika khas yang mencerminkan kreativitas tinggi.

Karya ini diciptakan oleh S. Devita Makkasang, seorang seniman yang dikenal karena kemampuannya menggabungkan konsep seni kontemporer dengan elemen tradisional. Dalam setiap karyanya, termasuk "The Brick," ia berhasil memadukan keindahan visual dan fungsi praktis melalui medium tanah liat.

Dalam proses penciptaan “The Brick”, S. Devita Makkasang melakukan periode eksplorasi terhadap tema keterhubungan antara manusia, bumi, dan suara. Hal ini mencerminkan tren seni kontemporer yang sering kali berfokus pada isu keberlanjutan, hubungan dengan alam, dan identitas budaya.

Speaker ini dibuat menggunakan bahan tanah liat, yang mencerminkan akar lokalitas dan elemen tradisional. Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahap penting, seperti pengolahan tanah liat, pembentukan sesuai desain, hingga pembakaran pada suhu tinggi. Setiap detail, termasuk tekstur bata yang mendominasi, dikerjakan dengan cermat untuk memberikan karakter unik pada karya ini.

Suara dari Bumi

Tema "Suara dari Bumi" yang diusung karya ini bertujuan untuk menggambarkan keterhubungan manusia dengan elemen alam. Penggunaan bahan tanah liat merepresentasikan unsur bumi yang autentik, sementara bentuk speaker menjadi metafora untuk menyampaikan suara alam yang sering kali terlupakan dalam kehidupan modern.

Karya ini juga mencerminkan harmoni antara teknologi, seni, dan alam. Dengan mengolah bahan tradisional menjadi objek yang relevan secara teknologi, "The Brick" mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan modern dan warisan budaya.

"The Brick" dibuat di studio Pintu Saren Art Space tempat dimana sang seniman berproses membuat karya bersama dengan teman-teman seniman. Tempat di mana bahan tanah liat diolah dengan teknik terakota. Secara konseptual, karya ini sangat cocok untuk dipamerkan di galeri seni kontemporer, ruang budaya, atau pameran seni yang menyoroti isu keberlanjutan dan hubungan manusia dengan alam.

Melalui "The Brick," S. Devita Makkasang menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya harmoni antara teknologi, seni, dan alam. Karya ini mengingatkan kita bahwa meskipun teknologi terus berkembang, kita tidak boleh melupakan akar budaya dan hubungan kita dengan bumi. Speaker dari tanah liat ini menjadi simbol yang kuat akan kolaborasi antara tradisi dan inovasi, menciptakan sebuah karya seni yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga bermakna secara filosofis.

"The Brick" adalah sebuah perwujudan seni yang menginspirasi, membuktikan bahwa teknologi dan seni tradisional dapat berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang unik dan bermakna.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

I NI Ar(t)chive

Adalah ruang pengarsipan bersama yang bersifat partisipatif publik untuk mendokumentasikan narasi-narasi kecil dalam beragam bentuk (media) dari setiap peristiwa sosial-budaya yang terjadi.
Jangan ragu untuk berpartisipasi dalam mengisi dan memperkaya perspektif ruang pengarsipan ini.
tupzz
tupzz
chevron-leftchevron-right