hello world!
Februari 1, 2025

Kala yang Menyamar sebagai Tukang Jam dan Lontar yang Tersesat di Kantung Mimpi

Di Kafe Bintang Jatuh, Kala dan Lontar sedang sibuk memesan croissant dari debu komet ketika tiba-tiba langit bersin. Achoo! Sebuah meteor jatuh tepat di tengah meja mereka, mengeluarkan asap berbentuk huruf-huruf sanskrit.

"Lihat! Ini pesan dari Bulan!" seru Kala, mencoba membaca asap yang berubah menjadi emoji menangis.
"Bukan, itu cuma iklan "Diskon 99% Nebula di Galaksi Andromeda!"" bantah Lontar, yang tiba-tiba bersin lagi dan tanpa sengaja menelan meteor itu.

Perut Lontar menggelegar, lalu—blurp!—ia memuntahkan sebuah kunci kamar hotel bertuliskan "Kamar No. 13: Hanya untuk yang Sudah Lupa Nama Sendiri."

"Kita harus ke sana," kata Kala, matanya berbinar. "Hotel-hotel selalu punya mini bar gratis."

 

Hotel Hantu dengan Resepsionis Kupu-Kupu

Hotel itu bernama "Nostalgia untuk Orang Hilang", berdiri di atas awan yang meneteskan hujan kerikil. Resepsionisnya adalah seekor kupu-kupu raksasa bernama Madam Lepidoptera, yang sayapnya dipenuhi iklan rokok vintage.

"Kamar 13? Itu sudah dipesan oleh... eh, diri kalian sendiri dari masa depan," bisiknya misterius.
"Tapi kami belum pernah ke sini!" protes Lontar.
"Belum, tapi sudah," jawab Madam Lepidoptera sambil memberi kunci cadangan dari kotoran bintang.

Di kamar 13, mereka menemukan cermin tanpa bayangan dan telepon yang hanya bisa menelepon nomor-nomor tidak ada. Tapi yang paling mengejutkan: di lemari, ada versi mini Kala dan Lontar yang terjebak dalam stoples kaca berlabel "Memori Palsu – Jangan Dimakan."

 

Pesta dansa dengan Bayangan yang Mogok Kerja

Malam itu, hotel mengadakan pesta dansa bertema "Malam Para Amnesia". Tamu-tamunya adalah:

  • Bayangan yang mogok kerja dan demo membawa spanduk "Kami Lelah Jadi Pelengkap!"
  • Eko dari Masa Lalu, penjual bakso yang terjebak di lorong waktu karena salah baca resep.
  • Nenek Nebula, makhluk tua dari gugus bintang Lyra yang matanya bisa memutar film bisu.

Kala, yang menyamar sebagai tukang jam dengan membawa kompas rusaknya, mencoba memperbaiki jam dinding yang berdetak terbalik. Lontar, sementara itu, tersesat di kantung mimpi—sebuah ruang di balik karpet hotel tempat mimpi-mimpi yang terbuang dikemas dalam kotak kardus.

"Tolong! Aku terjebak di antara mimpi tentang ujian sekolah dan mimpi jadi sate!" teriak Lontar lewat telepon kamar 13.
"Tenang, aku datang!" jawab Kala, lalu tanpa sengaja menginjak tombol "Self-Destruct" di remote TV.

BOOM!
Hotel itu meledak menjadi kembang api berbentuk kucing dan ular. Tapi tak ada yang mati—karena di sini, kematian hanya mitos untuk tamu yang lupa bayar tagihan.

 

Penyelamatan Mini-Me dan Rahasia Susu Bulan

Setelah ledakan, Kala dan Lontar terbangun di Taman Bunga yang Berbicara dengan Logat Betawi. Di tengah taman, ada Mini-Kala dan Mini-Lontar yang masih terjebak dalam stoples.

"Bebaskan kami, atau kami akan menceritakan rahasia kalian ke semut!" ancam Mini-Kala.
"Rahasia apa?" tanya Kala curiga.
"Kalian sebenarnya... character dalam cerita pendek absurd yang ditulis seseorang!" sahut Mini-Lontar.

Kala tertawa terbahak. "Sudah tahu dari dulu. Lihat saja hashtag di akhir cerita!"

Tapi sebelum sempat membuka stoples, langit tiba-tiba robek. Bulan muncul dengan speaker raksasa dan berteriak: "Cukup! Susu Bulan itu cuma gimmick. Aku cuma bulan biasa yang capek jadi legenda!"

 

Mereka yang Kembali ke Kafe dengan Kue Keju dari Debu Asteroid

Kembali ke Kafe Bintang Jatuh, Kala dan Lontar duduk di kursi yang sama. Kali ini, mereka memesan kue keju dari debu asteroid dan teh yang bisa meramal nomor lotre.

"Jadi, apa pelajaran hari ini?" tanya Lontar, mencoba meniup lilin imajiner di kuenya.
"Bahwa absurditas adalah bahasa universal. Dan hotel-hotel hantu lebih baik daripada therapist," jawab Kala sambil menulis puisi baru di serbet kotor.

Tiba-tiba, Mini-Kala dan Mini-Lontar muncul dari saku jas Kala.
"Kami mau ikut jalan-jalan!" rengek mereka.
"Boleh, tapi kalian bayar sendiri croissant-nya," kata Lontar, lalu semua tertawa sampai langit ikut tersedu-sedu.

 


Jika suatu hari kau bertemu Kala dan Lontar di stasiun antariksa, tanyakan saja: 'Di mana stoples memori kalian?'

 

010225 | sungai | iniartchive

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

I NI Ar(t)chive

Adalah ruang pengarsipan bersama yang bersifat partisipatif publik untuk mendokumentasikan narasi-narasi kecil dalam beragam bentuk (media) dari setiap peristiwa sosial-budaya yang terjadi.
Jangan ragu untuk berpartisipasi dalam mengisi dan memperkaya perspektif ruang pengarsipan ini.
tupzz
tupzz
chevron-leftchevron-right